Yang Kupelajari Dari Novel Alpha

Awalnya saya baca Alpha karena penasaran dengan fiksi lokal yang katanya bergenre sci-fi dystopia. Selain itu saya juga bermaksud merekomendasikan ini seandainya memang bagus, setidaknya sebagai dukungan terhadap fiksi fantasi lokal. Tapi... sepertinya novel ini memang bukan selera saya. Walau begitu kurasa tetap ada yang bisa saya pelajari dari novel ini. 

Berikut ringkasan ceritannya yang saya kutip dari blog Kubikel Romance karena terlalu malas kuanggap sudah sangat mewakili :


"Selama ribuan tahun, suku Makaros dan suku Gruev bermusuhan dan saling berebut kekuasaan. Suku Gruev sangat ingin menguasai dunia sehingga tidak segan-segan menghancurkan yang menghalangi keinginan mereka. Suku Gruev yakin dapat menguasai dunia dengan menggunakan seekor monster raksasa yang tertidur dan menunggu dibangkitkan. Tentu saja suku Makaros tidak membiarkannya begitu saja.


Suku Makaros mempunyai kekuatan untuk tetap menidurkan monster tersebut, para Makary. Selama Makary masih hidup, maka moster tersebut akan tetap terbelenggu. Dalam setiap generasi lahir tiga belas orang Makary yang dipilih karena takdir, fungsi mereka sama semua yaitu mengunci monster suku Gruev agar tetap tertidur selama Waktu Kosong, yang muncul setiap delapan belas tahun setiap generasi. Dalam Waktu Kosong kemampuan suku Makaros untuk melahirkan para Makary menghilang dan suku Gruev mempunyai kesempatan untuk membangkitkan monster mereka. Maka selama delapan belas tahun lah para Makary bertugas sampai muncul Makary baru. Tugasnya sangatlah ringan, berusaha bertahan hidup.

Tentu saja kelemahan suku Makaros ini diketahuin oleh suku Gruev, mereka mengincar nyawa para Makary. Jumlah suku Gruev tidak sebanyak suku Makaros tetapi mereka pintar. Sang pemimpin suku, Profesor William, menciptakan para android untuk menambah jumlah mereka dan bertujuan melenyapkan suku Makaros. Ada dua jenis android; Red Android yang biasa disebut Alpha dan Blue Android, sang Beta. Para android ini memiliki fisik seperti manusia, diciptakan sempurna tanpa cela, tidak bisa membedakan apakah mereka manusia atau android. Yang paling berbahaya adalah Alpha, mereka memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dari manusia, mereka diciptakan memiliki perasaan dan bisa berkembang. Sedangkan para Beta tak jauh berbeda dari robot biasa.

Ketika Hari Hutan, waktu di mana para Makary boleh meninggalkan tembok raksasa yang menjadi perlindungan selama ini, ditemani oleh para pengawal masing-masing untuk jalan-jalan di hutan, Violet, salah seorang Makary bertemu dengan salah satu Alpha. Antara bingung karena tidak bisa melawan android tersebut, Violet menyerahkan nyawanya, mempersilahkan Alpha tersebut untuk membunuh dirinya. Alih-alih membunuh, sang android malah menyuruh Violet pergi. Keesokan harinya ketika Violet kehilangan benda berharga, dia nekat kembali ke hutan sendirian lewat tembok rahasia yang diatemukan bersama sahabatnya yang lain, Debra, seorang Makary juga. Dia bertemu lagi dengan Jesse, nama dari android yang pernah mencoba membunuhnya. Sejak pertemuan kedua, ada lagi pertemuan-pertemuan berikutnya, membuat mereka dekat, membuat mereka saling jatuh cinta. Mereka melupakan kenyataan kalau seharusnya Jesse membunuh Violet."



Cukup jelas? Sekarang saya akan mulai membahas satu-persatu hal apa saja yang saya pelajari dari novel ini.

1. Worldbuilding

Katanya Alpha mengusung genre sci-fi dystopia.

Tapi saya nyari ga nemu sci-fi nya (selain keberadaan android) dan dystopianya (selain 'katanya' dunia pernah hancur sehingga bangsa protagonis tinggal di sebuah desa yang dikelilingi dinding).

Keberadaan android itu tidak didukung teknologi apapun. Maksudku, kalau Gruev sudah mampu menciptakan android, kenapa sepanjang cerita ga pernah ditunjukkan teknologi-teknologi lain yang memudahkan mereka menaklukkan Makaros. Jika unsur androidnya diganti pasukan khusus, hilang sudah sci-fi nya.

Keberadaan desa dystopianya juga tidak didukung cara hidup paska kiamat. Suasana yang digambarkan biasa-biasa saja, bahkan gadis-gadis makary bisa jalan-jalan ke hutan yang asri tiap seminggu sekali (meski padahal katanya hutan itu berbahaya karena dijaga android berbahaya). Selain itu tidak jelas situasi dalam desa mulai dari luasnya, penduduknya berapa (sepanjang cerita cuma ada gadis-gadis makary, lalu siapa yang cari makan dan keperluan-keperluan lain?), kenapa selain gadis makary cuma ada bodyguard-bodyguard ABG. Padahal kalau gadis makary itu memang penting, kenapa tidak dijaga satu batalion prajurit sekalian?

Dari sini saya belajar bahwa dalam menyusun worldbuilding diperlukan riset agar lebih detail dan believable.

2. Lore

Lore atau asal-usul cerita memang terserah pengarangnya. Tapi kadang ada asal-usul cerita yang terlalu penuh plot device sehingga membuatnya terkesan maksa. Lore dalam novel ini :

Ada monster penghancur dunia.
Monster penghancurnya bisa dibuat tidur dengan kekuatan bangsa makaros.
Entah kenapa tiap berapa dekade para makaros kehilangan kekuatan selama 18 tahun.
Entah kenapa tiap makaros kehilangan kekuatan, lahir makary.
Entah kenapa dengan modal hidup saja, para makary bisa membuat monster tetap tidur.
Entah kenapa ada makary berdarah dominan yang bisa buat monster tidur cuma dengan meneteskan darah di depan monster.

Lore nya seolah dibuat hanya agar Tokoh Utama dikurung selama 18 tahun (supaya aman dari tangan Gruev) sehingga bisa menemukan arti kebebasan, lalu bisa menjadi pahlawan karena dia punya darah dominan deus ex machina.

Dan anehnya selama 18 tahun bangsa Gruev ga pernah nyerang Makaros padahal punya android-android berbahaya. Pergerakan baru dilakukan ketika cerita novel ini dimulai waktu 18 tahun hampir berakhir.

Di sini kurasa dalam membuat lore cerita harus lebih believable, jangan asal jadi plot device.

3. Karakterisasi

Selain Hero dan Heroine, karakter-karakter lain terasa seperti tempelan, tidak ada pola dialog atau gestur yang khas. Hal ini diperparah karena sifat orang-orang diketahui melalui narasi Tokoh Utama, sementara adegan-adegan untuk menunjukkannya sangat minim. Bahkan sang antagonis yang katanya jenius itu cuma muncul beberapa halaman, dan selama beberapa halaman itu tidak tampak seperti apa kejeniusannya. Ia malah mati konyol dikhianati androidnya sendiri yang berpindah pihak dengan sangat entengnya.

4. Logika Cerita

Ada hal-hal kontradiktif yang kutemukan sepanjang cerita :

Hutan itu berbahaya, tapi para gadis makary boleh main ke hutan seminggu sekali cuma dijaga bodyguard ABG.
Gruev punya pasukan android, tapi selama 18 tahun ga pernah melakukan penyerangan ke desa. Kupikir ga ada alasan kuat bagi mereka untuk ga menyerang, apalagi yang jaga desa cuma bodyguard-bodyguard ABG.
Antagonis menciptakan android yang bisa berpikir, yang akhirnya malah jadi berkhianat.
Monster bangkit dengan kematian 4 dari 13 makary, tapi trus ngamuk membunuh semua orang. Lalu bagaimana cara bangsa Gruev manfaatin monster itu untuk nguasai dunia?

5. Tema

Kukira ini yang paling penting untuk kupelajari. Dulu naskah fantasiku pernah ditolak, karena penerbit nyarinya fantasi YA sejenis Twilight dan Hunger Games. Ada unsur-unsur dari dari novel-novel itu yang kutemukan di Alpha :

1. Romens lintas dunia antara manusia perempuan dengan, dalam novel ini, android.
2. Bertahan hidup di dunia dystopia, dengan koloni-koloni.


Selain hal-hal yang kusebut di atas, sebenarnya ada satu plot twist yang benar-benar tak terprediksi. Untuk yang satu ini juga saya acungkan jempol sebab dari awal saya yakin bisa nebak semua klise-klise yang digunakan. Ternyata saya salah.

Comments

Popular posts from this blog

The Masque of the Red Death

Review Novel : Attack On Titan Before The Fall Vol. 1

Review Novel : Zombie Aedes